Daftar Pustaka

Kamis, 03 Maret 2011

Pendekatan Perencanaan Pendidikan dan Aplikasinyanya Dalam pembelajaran


I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  Masalah
Pada era global dan otonomi daerah sekarang ini semua bidang, baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya, termasuk juga pendidikan dituntut untuk meningkatkan profesionalisme, mengingat tingkat persaingan antar negara dan antar daerah semakin kompetitif. Pada sektor pendidikan, setiap penyelenggara pendidikan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya sehingga dapat mewujudkan manusia terdidik yang mempunyai life skills yang berkualitas tinggi. Membentuk manusia yang terdidik bukanlah suatu hal mudah. Di sinilah diperlukannya kesinergian dari fungsi-fungsi perencanaan dan manajemen yang ditata secara kreatif dan profesional.
Perencanaan sangat diperlukan sebelum melakukan sebuah kegiatan atau program, termasuk di dalamnya perencanaan pendidikan. Keberadaan perencanaan dalam pendidikan akan lebih memudahkan pencapaian tujuan pendidikan, khususnya tujuan pendidikan Nasional.
Undang-undang RI Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 termaktub bahwa, pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
Dalam uapaya mencapai tujuan pendidikan Nasional maka peranan lembaga pendidikan sangat penting, karena tujuan pendidikan nasional dapat tercapai bila terlebih dahulu tercapai tujuan institusional pada tiap-tiap  lembaga pendidikan terutama sekolah/madrasah selaku pendidikan formal, melalui seperangkat kurikulum dengan pelaksanaan pembelajaran yang terencana, terstruktur, dan dapat di ukur.
Perencanaan tidak selamanya berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan, dalam  aplikasinya senantiasa mengalami kendala dan tantangan yang membutuhkan sebuah perjuangan dan pengorbanan. Seorang pendidik harus siap mengabdikan jiwa dan raganya demi pencapaian tujuan pendidikan, sehingga rencana yang dibangun bersama itu bisa terlaksana.
Perencanaan pendidikan disusun berdasarkan pendekatan yang konprehensif  sehingga semua ini bisa terjangkau. Dalam makalah ini penulis mengangkat pendekatan perencanaan pendidikan dan aplikasinya dalam pembelajaran. Ini sangat menarik untuk dikaji dengan melihat bahwa kualitas pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga masih sangat terkebelakang.




B.     Rumusan Masalah
Masalah pokok yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana pendekatan perencanaan  pendidikan dan aplikasinya dalam pembelajaran Qur’an Hadis ?. Adapun sub  masalah yang penulis bahas adalah:
1.      Bagaimana pengertian perencanaan pendidikan ?
2.      Bagaimana  ruang lingkup perencanaan pendidikan ?
3.      Bagaimana aplikasi perencanaan pendidikan dalam program pembelajaran Qur’an Hadis ?
II.                PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan Pendidikan
Berbicara tentang perencanaan pendidikan, para ahli banyak memberikan definisi, di antaranya sebagai berikut:
1.      Guruge bahwa: “A simple definition of educational planning is the  process of preparing decisions for action in the future in the field of edocational development is the function of educational planning.” Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam pembangunan pendidikan adalah tugas dari perencanaan pendidikan.
2.      Albert Waterston bahwa: “ Functional planning involves the application of a rational system of choices among feasibel cources of educational invesment and the other development actions baseon a consideration of economic and sosial cost and benefits.” Atau dengan kata lain bahwa perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi, dan biaya serta keuntungan sosial
3.      Menurut Coombs bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efesien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.[2]
Definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang harus diambil dan mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
B.     Ruang lingkup  Perencanaan Pendidikan
1.      Pendekatan dalam perencanaan pendidikan
Dalam menyusun  perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam  satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.
Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci[3]. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:
a.       Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat   adalah suatu pendekatan yang bersifat  tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.
b.      Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output  sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.
c.       Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok  ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang  pendidikan.[4]
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan.[5] Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi  setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.[6]
2.      Karakteristik Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan merupakan program terkendali dari seluruh jangkauan tindakan pendidikan menuju pengembagan dan pencapaian tujuan pendidikan. Olehnya itu perencanaan pendidikan harus memiliki karakteristik  atau pengetahuan khusus seperti:
a.       Metode ilmiah yang komprehensif dan kemampuan menggunakannya dengan fasilitas yang ada.
b.      Pengetahuan akan nilai-nilai perbandingan dan sistem nilai dengan maksud dapat memfasilitasi keputusan rasional dari tujuan masyarakat.
c.       Pemahaman akan berkelanjutan, kecendrungan dan arah dari segala urusan manusia, sehingga dapat memahami kemungkinan-kemungkinan yang muncul.[7]
Perencanaan pendidikan melibatkan beberapa komponen proses  yang didalamnya ada tujuan yang hendak dicapai, prosodur yang efesien, alokasi sumber daya yang tepat, yang kesemuanya ini mendukung pencapaian tujuan pendidikan
3.      Dimensi Perencanaan pendidikan
Untuk memahami perencanaan pendidikan, sesorang perlu memahami dimensi perencanaan pendidikan, yaitu tingkat, ukuran, dan besaran masalah yang terkait dengan perencanaan pendidikan. Ada sembilan yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan, yaitu:
a.      Significance, yaitu tingkat kebermaknaan yang tergantung dari kepentingan sosial dari tujuan pendidikan yang diusulkan.
b.      Feasibillity, yaitu kelayakan teknis dan perkiraan biaya merupakan aspek yang harus dilihat secara realistis.
c.       Relevance, yaitu konsep relevan mutlak perlu bagi implementasi rencana pendidikan.
d.      Definitiveness, yaitu pengunaan teknik simulasi untuk menjalankan rencana dengan menggunakan data model buatan, tujuannya adalah untuk meminimumkan kejadian yang tidak diharapkan yang akan mengalihkan sumber daya dari tujuan yang direncanakan.
e.       Parsimoniusness, yaitu perencanaan haruslah digambarkan secara sederhana.
f.        Adaptability, yaitu perencanaan pendidikan haruslah dinamis dan dapat berubah sesuai informasi sebagai umpan balik system.
g.      Time, yaitu siklus alamiah pokok bahasan pada perencanaan, kebutuhan untuk merubah situasi yang tidak dapat dipikul, keterbatasan perencanaan pendidikan dalam meramalkan masa depan merupakan beberapa factor berkaitan dengan waktu. Waktu yang berdampak pada kemampuan untuk mengevaluasi kebutuhan pendidikan saat ini berkaitan dengan masa depan.
h.      Monitoring, yaitu melibatkan penegakkan criteria pendidikan untuk menjamin berbagai komponen rencana bekerja secara efektif.
i.        Subject matter, yaitu pokok-poko bahasan yang akan direncanakan yang terdiri atas:
1)      Sasaran dan tujuan, mencakup apa yang diharapkan sebagai keluaran dari proses pendidikan. Merupakan pokok bahasan yang paling mendasar dalam perencanaan pendidikan.
2)      Program dan pelayanan, mencakup bagaimana mengorganisasikan pola kegiatan pembelajaran dan mendukung pelayanan.
3)      Sumber daya manusia, mencakup bagaimana membantu dan meningkatkan kinerja, interaksi, spesialisasi, sikap, kompetensi dan pertumbuhan kepuasaan sumber daya manusia.
4)      Sumber daya fisik, mencakup bagaiman memanfaatkan fasilitas dan merencanakan pola dstribusinya.
5)      Penganggaran, mencakup bagaimana membiayai pengeluaran dan merencanakan pemasukan keuangan.
6)      Struktur pemerintahan (governance), mencakup bagaimana mengorganisasi dan mengelola kegiatan dan control terhadap program-program pendidikan dan aktivitasnya.
7)      Konteks sosial, mencakup elemen-elemen sumber yang harus diperhatikan pada system pendidikan[8].
Dari beberapa pokok di atas dapat kita identifikasi bahwa pendidikan sangatlah tersusun rapi dalam pengelolaannya dan tersusun secara rapi struktur organisasinya sehingga dalam cita-cita kita bersama dan dapat hasil yang memuaskan. Keberhasilan suatu lembaga khususnya lembaga pendidikan tidak terlepas dari faktor external dan internal suatu lembaga.
C.    Aplikasi  Perencanaan Pendidikan dalam Program pembelajaran Qur’an Hadis
Perencanaan pendidikan bertujuan untuk mengefesienkan dan memudahkan proses penyelesaian masalah khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan. Perencanaan merupakan konsep yang akan diaplikasikan di lapangan, namun terkadang apa yang menjadi teks tertulis atau konsep itu, meskipun sudah dianggap sempurna tapi tetap memiliki kendala-kendala dalam tataran inplementasi, atau dengan kata lain langkah yang tersulit dari suatu proses adalah implentasi.
Allah swt., telah memberikan dalam Q.S Mu’minun ayat 12-15 tengtang proses penciptaan manusia,yakni:
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ §NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºsŒ tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ   
Terjemahnya:
Yang demikian itu adalah Karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha besar. Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah). Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya). (Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).
Dalam ayat lain Allah swt. Menyampaikan tentang tujuan Allah menciptakan manusia, tepatnya surat QS. al-Baqarah/2: 30, bahwa manusia dipersiapkan untuk menjadi khalifah di bumi ini, sebagaimana ayat berikut:
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz (
Terjemahnya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Selain sebagai khalifah manusia juga diperintahkan untuk mengabdi dan beribadah kepda Allah swt sebagaimana firmannya dalam QS. al-Zariyat ayat 56 yaitu:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 
Terjemahnya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Dari ayat di atas telah menggambarkan kepada kita tentang sebuah perencanaan yang akan dicontohkan oleh Allah swt. Dan ini merupakan contoh yang diberikan untuk dijadikan pelajaran bagi ummat manusia dalam melakoni kehidupan dipermukaan bumi. Ketika dihubungkan dengan perencanaan pedidikan maka perencanaan maka perencanaan pendidikan harus dibuat sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dari suatu proses menejemen dan implementasi, supaya memperoleh hasil positif.
Begitu pula dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits perencanaan itu harus menyeluruh sehingga aplikasi di lapangan bisa efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
A.    Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran Qur’an hadits atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran Qur’an hadits, kegiatan pembelajaran Qur’an hadits,indicator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar Isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL), serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru qur’an hadis secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah madrasah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) atau pusat kegiatan guru (PKG) dan dinas pendidikan.
Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk MI, MTs dan MA.
B.     Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru Qur’an hadis pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara efektif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik  untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup  bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah:
a.    Identitas mata pelajaran
identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program keahlian, mata pelajaran dan jumlah pertemuan.
b.   Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan pengusaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas/semester pada satu satu pelajaran.
c.    Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran.
d.   Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran quran hadis. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.
e.    Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran Qur’an hadis menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f.    Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir  sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g.   Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
h.   Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar  dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran quran hadis disesuaikan dengan situasi  dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada mata pelajaran qur’an hadis. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3/MI.
i.     Kegiatan Pembelajaran
a.   Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Qur’an hadis.
b.  Inti
Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui  proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
c.   Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman dan kesimpilan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut.
j.        Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar Quran hadis disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
k.      Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi ajar,kegiatan pelajaran dan indicator pencapaian kompetensi.
Ketika guru quran hadis telah mampu memahami dan menerapakan perencanaan dan proses aplikasinya seperti yang tertera di atas, maka pembelajaran qur’an hadis akan mudah dan menyenangkan.
III.             PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
2.       Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.
3.       Pembelajaran Quran hadis perencanaan itu harus menyeluruh serhingga aplikasinya di lapangan secara efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,standar kompetensi(SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,tujuan pembelajaran,materi ajar,alokasi waktu,metode pembelajaran,kegiatan pembelajaran,penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
B.     Implikasi
Tujuan perencanaan pendidikan adalah untuk mencapai efisiensi pada proses penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan pendidikan,sehingga perencanaan pendidikan sangat dibutuhkan.Pemerintah harus senantiasa memperhatikan kualitas pendidikan,jangan hanya mengeluarkan aturan dan kebijakan tapi tidak dijalankan dan dikawal dengan baik,sehingga tujuan tidak tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan
Davies Ivor K, Pengelolaan Belajar, Cet. II ; Jakarta : CV Rajawali, 1991
Fadjar,  Malik. School-Based Management (Manajemen Berbasis   Sekolah,   Cet. I ; Ciputat : PT Logos Wacana Ilmu. 2002
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. IX;Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Potensi Guru, Cet. VI; Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009
Mulyasa, E. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Cet, II; Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2006
…….,      Imlpementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Cet.III; Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Cet,III; Jakarta: Kencana prenda Media Group.2008.
Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet,VIII;Jakarta:PT Bumi Aksara,2003.
Sa’ud, Udin Saefuddin, Inovasi pendidikan,Bandung:Alfabet,2008.
Makmun Abidin Syamsuddin, Perencanaan Pedidikan suatu Pendekatan Komprehensif. Cet. IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah, Cet. I;Jakarta: PT Asdi Mahasyatya, 2004.
Syihab, M. Quraysh. Mu’jizat Al-Qur’an, Cet. IX; Bandung: Mizan, 2002.
S. Nana Syaodhi. Perencanaan Pengajaran,Cet. II;Jakarta:PT Rineka Cipta,2003.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran, Cet. V; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009

                                                   DAFTAR PUSTAKA           
Undang-Undang Sisdiknas. (cet. II; Sinar Grafika : Jakarta, 2009 ), h. 7.
Udin Syaefuddin dkk. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. (cet. IV; PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2009), h.8.
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. (cet. VI ; PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2008), h. 32.
Lihat, Ibid. h. 33-43.
Ibid. h. 43.
Yusuf Enoch. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. (Bumi Aksara: Jakarta, 1992), h. 98.
Udin Syaefuddin. Op.cit. h.52.
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur'an, Edisi baru (Bandung: Mizan Pustaka, 2007)., h. 195.

Muhammad Jamaluddin El-fandi, On Cosmic  Verses In The Quran, diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Abdul Bar Salim  dengan judul Al-Qur'an Tentang Alam Semesta.  Cet. III (Jakarta: Amzah, 2000)., h. 109-110.



[1]Undang-Undang RI Sisdiknas. (Cet. II; Sinar Grafika : Jakarta, 2009 ), h. 7.
[2]Lihat Udin Syaefuddin dkk. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. (cet. IV; PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2009), h.8.
[3]Harjanto. Perencanaan Pengajaran. (cet. VI ; PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2008), h. 32.
[4]Lihat, Ibid. h. 33-43.
[5]Ibid. h. 43.
[6]Yusuf Enoch. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. (Bumi Aksara: Jakarta, 1992), h. 98.
[7]Udin Syaefuddin. Op.cit. h. 52.
[8]Ibid. h. 54

Tidak ada komentar: